Di Buku Mana?

Eksistensi menuntun kita menyelami esensi,
Mengurai tabir dalam ranah esoteri,
Menyalakan bara keintiman akan kebebasan sejati.

Bukan untuk membesarkan ego yang lapar,
Bukan untuk menanam benih fasis yang liar,
Bukan pula untuk membungkus eksploitasi dalam wacana yang getir.

Namun eksistensi ia membentur,
Pada larik-larik makna yang hampa, tak pernah terisi penuh.

Lalu, berbisik lirih dalam kepala yang sunyi:
Di buku ajaran mana, sejarah pembantaian ’65 itu ditulis ulang?

Bandung, 2025

#KAMISPUISI