Kegoblogan Kita (Gua juga)

Melihat postingan IG tentang kasus korupsi Pak Tom Lembong bikin diri ini bertanya-tanya. Kok bisa dia sesabar itu diperlakukan nggak adil (kalau dia memang nggak bersalah), ditahan atas ketidakpastian hukum?

Ngeliatnya kok kayak para politisi ini gede ambek, ya. Salah Pak Tom apa sih? Gara-gara dia bela Pak Anies waktu pilpres kemarin? Kalau iya, parah sih. Maksudnya apa gitu, sok-sokan demokrasi tapi nggak ada cerminan sama sekali ke arah demokrasi. Pura-pura demokrasi kalian tuh.

Emang bener, gua pernah denger dari seseorang kalau demokrasi itu baik cuma buat para intelektual doang, bukan buat semua kalangan. Kalau semua orang pinter, per-kepala dihitung sama rata dan kekuatannya selevel, oke lah. Tapi, untuk kualitas masyarakat rata-rata kita kayak sekarang?—ya Allah, ampun monarki aja deh kayaknya, gw rela—Suara lu yang punya ijazah s3 tuh bisa selevel sama suara tukang joged tiktok lulusan SD yang seneng dikasih bansos jangka pendek.

Kita tuh bangsa yang rata-rata penduduknya kurang banget disiplinnya, nggak suka menepati ucapan, suka ingkar janji, suka bohong, dan menyepelekan hal-hal kecil yang berdampak besar: kayak buang sampah sembarangan, ngerokok sambil berkendara yang puntungnya itu terbang ke mana-mana, suka duit tanpa mikir itu duit tujuannya dikasih ke dia buat apa. Ditambah lagi, nggak enakan, merasa si paling berjasa, suka banget ditipu, gampang dibodoh-bodohi soal mistik, sok-sokan ramah tapi kasar di medsos, etos kerja minim, nggak profesional, apalagi dah sebutin di kepala lu.

Ini rata-rata kita ya, nggak semuanya gitu emang. Tapi ya ampun, rata-rata, bro. Rata-rata kayak gitu.

Terus sok-sokan pakai sistem demokrasi? Buat mikirin nasib bertahan hidup diri sendiri aja pada puyeng. Sok-sokan si paling bersyukur, padahal mah lu juga kebingungan kenapa susah cari duit. Apalagi disuruh mikirin nasib bangsa ke depan pakai demokrasi. Serius?

Monarki ae lah.