Jolly Roger dibentangkan Bagaimana Bacaan Tanda Peircean?

Menuju hari kemerdekaan, masyarakat indononesia diramaikan dengan bentangan bendera hitam bergambar tengkorak memakai topi jerami. Hal layak tahu itu adalah bendera salah satu kelompok bajak laut dari Anime One Piece, biasa kita sebut “Jolly Roger.”

Tentu hebohnya fenomena ini langsung menuai tanggapan, dalam hal ini agar memudahkan kita melihat narasi yang bergulir di masyarakat, dengan sangat subjektif kita bagi menjadi dua kubu. Sebagaian menganggap bahwa memasang bendera jolly roger itu adalah suatu bentuk provokasi, upaya untuk memecah belah, bahkan ada yg beranggapan gerakan mengarah pada pemberontakan. Kubu ini sejalan dengan pemerintah, salah satu yg bersikap ialah Menko Polkam Budi Gunawan.

Sementara kubu satunya lagi adalah masyarakat yang beranggapan fenomena itu lahir justru karena dasar semangat kemerdekaan. Dibarisan ini saya tempatkan YLBHI sebagai pemegang narasi, Muhammad Isnur menyebut fenomena ini adalah wujud kritik masyarakat atas kecintaanya terhadap negeri.

Yang menjadi pertanyaan disini bagaimana sebenarnya pandangan-pandangan beragam dari masyarakat terhadap suatu tanda itu lahir ?

Bagi peircean, produksi makna dari tanda itu terjadi karena proses semiosis : proses disaat seseorang berusaha untuk memahaminya. Dalam interaksi ini terdapat tiga entitas yang tak mungkin terlepas yaitu objek, representamen, dan interpretan yang kemudian ini disebut sebagai Triad semiotiknya Charles Sanders Peirce.

Prinsip dasarnya peircian, apapun bisa menjadi tanda baik teks, gambar, suara dll. Simbol itu pada dasarnya tidak memiliki makna tapi diberikan makna (maka menjadi tanda). Artinya makna tidak selalu melekat pada sesuatu sebelum adanya mediasi melalui interaksi triad semiotik dalam proses semiosis.

Sekarang kita dapati sebuah representament yaitu “Jolly Roger Mugiwara Crew”, pada dasarnya tak terdapat makna hanya sebuah bendera hitam yg bergambar dan tak ada masalah disini. Maka persoalanya, ada di interpretant (Informasi dalam pikiran pengamat) kiranya memiliki informasi apa saja terkait jolly roger tersebut?

Informasi-informasi dari representament akan sangat mempengaruhi hasil makna. Jika kita menilai bendera crew mugiwara itu kotor karena dibentangkan oleh sekelompok bajak laut dengan konotasi negatif terhadapnya. Maka sudah jelas “Objek” (yang menjadi sasaran tanda tersebut) adalah kesimpulan narasi negatif juga.

Ketika seorang pengamat itu melihat jolly maka ia mungkin berpikir bahwa terjadi sebuah ancaman, ia ketakutan akan ada gelombang pemberontakan dan lainya sesuai dengan representamentnya terhadap sebuah perompak; jolly roger adalah tanda yg bermakna buruk.

Kemudian ketika pengamat mendapati interpretant dari kelompok bajak laut mugiwara yang sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, persatuan, kebebasan, keadilan, dan keberpihakan perompak tersebut terhadap kebenaran tentu representament melahirkan “Objek” berbagai macam harapan dari tanda bendera mugiwara yang dikibarkan.

Pada dasarnya femomena yg ramai hari ini jika kita baca dengan simpel menggunakan triad semiotika peircean diatas dapat membuka anggapan siapa yg sedang ketakutakan dan mengamankan diri dengan berbagai macam tindakan/ mana yang sedang memiliki harapan tinggi bagi kesejahteraan bersama yg ingin diwujudkan.

Meminjam model diadik Roman; tanda itu akan selalu berbentuk makna sesuai dengan konteks dan situasi. Inilah Clue kita untuk mempertanyakan petanda dari sudut interpretant. Kemudian antara Objek dan representamentnya sendiri kita memiliki Clue dari “Icon” yang mengarah pada kesamaan relasi objek dan representament, Atau dari “Index” yang mengarah pada relasi kausalitas keduanya atau dari simbol lain yang bersifat konvensi.

Dengan clue tersebut, terhadap fenomena bentangan jolly roger menuju hari peringatan kemerdekaan, hadirin sangat dibebaskan untuk memproduksi pandangan masing-masing namun yang pasti dan jangan dilupakan yaitu adanya segilintir orang yang waswas dan ketakutan.